Rabu, 24 November 2010

crito

Oase di Serambi al Haram

"Mamm? Johan udah janji mo ke Halmstad pecan depan," suaraku merengek pada mama di telepon.
"Joo! Sudah dua tahun ini kamu liburan ke Eropa terus. Sekarang mama dan papa kepingin kita sekeluarga berlibur bareng. Lagian, bulan kemarin kamu lebih ngutamain kuliahmu dari pada datang ke pernikahannya Karina, adikmu. Sekali ini kamu harus menurut sama mama papa! ngerti?" gawat, suara mama mulai meninggi.
"Tapi kenapa Mekah Mam? Johan kan belum tua? Tahun- tahun depan deh, Johan siapin lahie batin buat haji. Nah, kalo udah lulus dari Stockholm aja, gimana Mam?"
"Ingat Jo, kamu jangan hanya terlena dengan prestasimu tanpa bersyukur pada Yang Kuasa. Dan ini udah keputusan mama dan papa kamu, titik. Wassalamu'alaikum!"
"Wa…wa'alaikum salam!" klik. Tuut tuut.. Aku meletakkan head phone dengan kesal. Huhh, jadi gak mood berlama- lama di Caffe net ini. Heran, sejak kapan sih mereka kental banget sama hal religi? Akh, gimana mau bilang batalin janji ke Ardan sama Rose se gank? Padahal rencana udah mateng banget, pekan depan kita sepakat weekend di Halmstad Beach. Yang munculin ide padahal aku juga. Tanpa semangat aku melangkah di trotoar jalanan menuju flatku.
Juli ini total aku gak punya jadwal kesibukan apapun. Biasanya temen- temen mahasiswa dari Indonesia bikin banyak acara di KBRI untuk mengisi liburan musim panas ini. Sebagian ada yang ikutan magang di resto- resto atau perusahaan swasta buat nambah pemasukan mereka. Hidup di Stockholm memang layaknya kehidupan di kota- kota Eropa lainnya. Serba mahal.
Aku tertarik kuliah di sini karena ingin menekuni dunia teknologi yang memang menjadi salah satu bidang fakultas favorit di sini. Mulai dari Stockholm University sampai Lulea University Of Technology dan KTH banyak menyediakan fakultas teknologi handal. Tak heran banyak pula produk elektronik dan otomotif seperti Ericsson, Volvo, Electrolux, IKEA yang telah mendunia tercipta di negeri berpopulasi sekitar hanya sembilan juta jiwa saja ini.
***
Senin, tepat pukul 14.00 aku mendarat di Jeddah. Aku merogoh saku, mengambil Ericsson dan mengaktifkannya kembali. Tak lama ponsel bergetar, ada SMS dari Ardan, "Guy, qt ber7 dh basah kuyup maen selancar d halmstad. Sunsetna, ombakna, n the girlzna hwahahaha. But, ga ad aloe ga rame broe! Eh, titip oleh2 jubah Arab panjang, rose kedinginan tuh. Ckakakak," shit!! Ardan sialan, manas- manasin aku. Kemarin sikapnya aja yang berlagak sedih karena aku batal ikutan. Pastinya ia sekarang girang banget bisa deketin si Rose tanpa ada saingan lagi dari johan.huh suasana Airpot King Abdul Aziz yang ramai membuatku tarik nafas panjang,bingung,aku putuskan SMS papa saja. "Km tunggu saja di ruang penjemputan Bandara King Abdul Aziz.Nanti ada orang suruhan papa menjemput km.” Balasan sms papa menghilangkan kebingunganku. Baiknya aku berdiri saja, sehingga mudah bagi suruhan papa untuk melihatku dari segala penjuru.
Perasaanku saat ini persis seperti pertama kali datang ke Swedia tiga tahun lalu. Waktu itu aku juga hanya bermodal Bahasa Inggris. Bahasa Swedia baru lancer setelah dua tahun. Sekarang, tentunya manusia-manusia berjubah panjang di sekitarku ini ngomong Bahasa Arab. Kerasa terasing banget. "Assalamu'alaikum". "Waalaikum salam" aku agak terkejut disapa seseorang berperawakan sama sepertiku, tapi wajahnya khas Arab, berjenggot tipis dan rapi. Semakin garang dengan gamis panjang dan peci putih bersih di kepalanya. "Maaf bikin ente nunggu lama"aku semakin terkejut. Ooh….ternyata orang ini suruhan papa merambah negri Arab?hehehe….
"Ooh….gak lam ko',kamu disuruh papa kan?"
"iya, papa mama ente uda berangkat duluan ke Mekah tadi pagi. Beliau nyuruh ane njemput ente. Sekarang kita langsung aja berangkat ke Mekah,gimana?"
"ngikut aja deh. But,aku kudu mandi dulu dan ngisi perut lapar,"aku sengaja pasang muka meringis. Si orang Arab ini tersenyum geli melihatekspresiku. Sekilas Nampak senyum yang tulus. "Beres pokoknya.Makanan indo disini udah jadi makanan favorit kedua dalam selera orang Arab. Oya, kenalin nama ane Kareem Attamimi,"dengan ramah ia menawarkan jabat tangan. Aku membalasnya dan hendak memperkenalkan nama.
"Johan Aksan Pramono, peraih perak Olimpiade matematika 2006 di Stockhlom. Benar bukan?" busyet! Ia mendahuliku untuk memperkenalkan diri. Entah ia tahu dari mana. Setahuku, papa mamaku tak pernah menonjolkan prestasi anaknya didepan orang laen. Dan pemuda ini tampaknya ingin mencoba akrab denganku, dan ia memulai dari memuji prestasi akademiku. Aku mencoba menyaingi senyumanny meski mungkin tersirat garis kelelahan di raut wajahku.
"kita akan berangkat pake taksi. Entar di jalan kita mampir di restoran dan sekalian kamu bersih-bersih badan," Kareem sang guide menawarkan pendapatnya. Aku cuma nganggukin kepala terus menoleh kanan kiri melihat suasana airpot" yang padat dan sibuk. Begitu keluar airpot langsung terasa hawa panas menyembur muka, "Ugh……panas gila!,"
"pengen tau cuaca hari ini?40 derajat Celcius!" hah! 40 derajat Celcius? Itu berarti dua kali lipat cuaca di Stockhlom waktu musim panas! Sepanjang perjalanan aku lebih banyak tidur. Mampir di resto, Kareem mengajakku shalat dzuhur sekalian sholat ashar,. Jamak takdim ia bilang. Aku baru dengar pertama kali dari dia tentang kemurahan yang diajarkan islam. Biasanya aku gak peduli jadwal waktu sholat di saat perjalanan. Kalo udah nympe tujuan baru aku qodlo', itupun kalo gak males. Dari Kareem juga aku diberitahu kalo diperjalanan panjang, sholat empat rakaat bisa diperpendek jadi dua rakaat. Sholat qashar katanya. Hmmmm ringn banget kalo gitu. Sesampai di Mekah taksi berhenti di depan masjid besar nan megah. Aku gak bisa taksir berapa banyak duit buat biaya pembangunan masjid ini. "Alhamdulillah, kita nyampe di masjidil Haram. Masuk yuk! Ambil wudhu terus thawaf Qudum. Ga lemes kan badan ente?" " Hah, nantangin Johan yang hobi fitness loe?" Kareem tergelak, " Tapi kita gak lagi jogging bos. Thawaf ini merupakan kesunnahan buat pendatang Mekah. Kita sekarang berada di tanah haram, tanah suci yang di haramkan oleh Allah SWT adanya darah mengalir dari pembunuhan, pemburuan hewan liar dan pengrusakan tanaman. Dan ini adalah masjid yang apabila sholat di dalamnya melebihi seratus ribu kali lipat dari pada sholat di masjid lainnya. Masjid berkumpulnya umat Islam sedunia menjadi tamu-tamu Allah Ta'ala,"tenggorokanku tercekat mendengar penjelasan ini. Seketika aku merinding. Ada rasa takut merasuk di hatiku. Entah kenapa kaki ini serasa berat melangkah ke depan. Aku ingin lari saja.aku belum siap menjadi tamu tuuhanku entah keimananku seperti apa ekarang.
Tiba-tiba Kareem menepuk pundakku pelan ia berbisik "Pasarahkan semuanya pada Tuhanmu, ingatlah arti hidupmu hanyalah untuk menyembah-Nya. Manusia sudah tentu punya dosa, tapai Tuhan bersifat pemurah dan pengampun bagi hamba yang berserah diri kembali pada-Nya. Allah tidak melihat jasadmu, hartamu, pangakatmu, tapi Allah melihat hati dan imanmu. Jika kamu merasa kurang maka mintalah bertambahnya iman dan kekuatan hati untuk menerima cahaya ilahi" bisikan Kareem seakan mengirim kekuatan batin, cengkeraman tangannya di bahuku menggerakkan semangatku untuk meneruskan langakah ke depan. "Bacalah bismillah" Kareem kembali menuntunku.
"Labbaikallahumma labbaik labbaikala syarikalaka laabbaik…."
Aku memutari ka'bah itu dengan haru, sedih, tapi juga bingung. Kareem bilang kami sedang berthowaf bersama Malaikat yang tak kita lihat. Sejak kini aku kembali berdo'a setelah sekian lama tak pernah ku lakukan. Aku percaya perkataan Kareem, "tanpa berdoapun Allah mengetahui keinginan mahluq-Nya, tapi berdoa adalah tanda bagi hamba yang nerasa fakir dan selalu mengharap pemberian Tuhannya." Setelah maghrib aku masih terpekur dalam dudukku di serambi masjid. Mulutku kelu sekian banyak aku istighfar. Tapi hati ini masih sangsi. Semudah inikah Allah SWT akan mengampuni dosa-dosaku? Atau aku harus berdiam di sini, sholat beberapa ratus rokaat setiap hari untuk menebus dosaku yang lalu?" Giman perasaan ente Johan?" Kareem menyapaku. Pertanyaanya sungguh mengena.
Kareem, bolehakah aku bertanya tentang agamaku, imanku?" aku ablik bertanya denagn hati-ahati.Kareem memandangku dalam. Pandangan itu tak mampu ku lawan. "sebetulnya bertanya tentang agama kita adalah kewajiban. Kenapa kamu mersa takut?" Akh, sekali lagi ia mengerti keraguanku.
" ini…..ini kan tentang dogma?" Kareem mengrnyikan dahinya. "Lahaula wa la quwwaata illa billah……islam bukan sekedar dogma JohAn.allah telah menyeru kita untuk selalu berfikir tentang hakikat ketuhanan_Nya, kekuasaanNya, keesaanNya. Kita berislam bukan sekedar taqlid buta atau ikut-ikutan pada orang lain. Tapi kita di tuntut pula untuk mengerti dalil atau petunujuk yang menyakinkan kita pada hakikat ketuhanan kita. Sudah tabi'at manusia. Bahwa mereka selalu mencari sosok yang bisa mereka anggap berperan dibalik seluruh kehidupan ini. Ada yang mengvisualisasikan sosok tersebut serupa dewa, api, matahari, patung, atau bahkan raja manusia yang sedang berkuasa atas mereka. Tapi semua itu hanyalah makhliq yang jugal emah, atau rekaan fiktif yang tak bertendensi akal.. Nah, coba kau piker, mungkin semua perusahaan komunikasi bisa menghitung total aktivitas komunikasi seluruh dunia yang berlangsung selama sedetik. Tapi siapa yang mampu memprediksikan total aktivitas komunikasi antar syaraf dalam tubuh manusia dalam sedetik pula? Tak berpikirkah ente siapa yang menggerakkan fungsi-funsi syaraf itu? Belum yakinkah kita bahwa ada pencipta yang Maha Kuasa dan mampu menciptakan makhluq sekecil nyamuk dan bernyawa pula? Teori baru inipun rontok oleh nyanyian "pelang"anak- anak. Hanya denagan akal, manusia mampu menangkap tendensi mengenai keIlahian allah taala yang tunggal. Mungkin sampai sini, sudah mulai terang bagi ente Jo…..,"
"aaaaKu bingung, Kareem.Tak cukupkah kita beriman dan mengakui keberadaan tuhan?"
"Allah taala berkuasa dan berkehenadk , Allah menciptakan kita adalah untuk menyembahnya dan denagn jalan yanag ia garisakan pula. Barangsiapa mengambil selain islam sebagai agamanya maka akan tertolak. Tak taukah ente? Iamanpun akan berkurang jika kita tak berusaha mendekatkan diri kepada allah dengan ibadah yang ia tunjukkan. Karena sekarang kiata tak mampu melihat dengan kasat mata, maka hati kita ynag harus merasakan adanya Allah. Hanya orang-orang yang berkeyakinan akan bertemu dengan Allah kelak di akhirat yang mampu menjalani perintah dan ajran agamanya. Iman tak hanya seputar logika tapi harus disertai dengn tazkiyatun nafsi atau pembersihan hati untuk mencapai kadar iman yang teguh, bukan sekedar dogma,"
"lalu bagaiman denagn sholat dan haji yang merupakan ritual gerak tubuhdan mencakup pula tentang bilanganrokaat atau jumalahputaran thowaf kayak tadi?"
"Itulah Islam ya akhi. Ibadah yang telah diatur allah sendiri untuk kemaslahatan manusia, sama sekali bukan bermanfaat bagi Allah. Karena kekkuasaan Allah tidak berkurang sedikitpun mesti kita furhaka kepada-Nya. Banyak orang menganggap cukup dengan berderma kita telah berbuat baik tanpa harus sholat atau haji bagi ang mampu. Tapi allah telah menentukan kebaikan dan keburukan manusia sesuai dengan hak allah sebagai penguasa alam. Jika pemerintah saja kita anggap wajar memberlakukan kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk kemaslahatan kita seperti pajak, maka Allah lebih berhak menentukan jalan mana yang harus kita tempuh untuk mendapat ridlo dari-Nya . tapi Allah tak hanya melihat bentuk ibadah luar kita, ya akhi. Hati dan niat kita yang menentukan,"
"Ok deh, sampai sini mulai terang, kemana arah tujuan hidup manusia. Lalu, bagaimana kita tahu Isalam adalah agama yang benar-benar diturunkan oleh Allah?"
Kareem tersenyum, tamapak ia semakin bersemangat, "nah,kita kudu sadar agama islam adalah yang paling matang dalam konsep berkeutuhannya. Karena Islam memang agama yang tak pernah berubah dalam aqidah sejak turunnya Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa lalu nabi isa dan seterusnya sampai Nabi Muhammad alaihimassholatu wassalam. Para rosul itulah yang mengkabarkan tentang agama yang diwayuhkan oleh allah ta'ala. Dan para Rasul itu didukung oleh Allah dengan mu'jizat yang juga sebagai bukti kebenaran ajaran yang dibawa mereka. Air zam-zam yabg kita minum inilah salah satunya. Dan al-qur'an adalah mu'jizat teragung yang tak mampu dikalahkan oleh siapapun. Karl Max boleh saja ngomong agama adalah candu, tapi Karen Amstrong justru menilai Al-quran tak habis-habisnya menjadi sumber inspirasi umat Islam sepanjang masa. Jika agama adalah candu yang mematiak kreatifitas , maka umat al-quran ini tentu tak perenah banyak menelurkan fan-fan ilmu yang telah banyak dipelajari oleh umat Islam dan umat lainnya. Mulai dari ilmu agama seperti fiqh dan usulnya sampai ilmu sastra Arab dan ilmu kalam. Bahkan banyak pula ilmuwan Islam yang menjadi pelopor ilmu optikal seperti abu ali Al-hasan ibnu Al Haitsami yang di Eropa dikenal dengan nama Al-khazen, kemudian Ibnu Sosial yang digeluti Ibnu Rusydi yang di kenal Eropa dengan Averroes, ada Al-khawarizmi dengan teori Aljabarnya, ada Ar Rozi pelopor penyusun buku tentang kedokteran Anak, dan Ibnu Sina yang selain Filusuf juga penemu peredaran darah apada manusia. Emua penemuan mereka tiada yang bertentangan dengan subtansi agama. Nbi Muhammad SAW bersabda, "mencarai ilmu diwajibkan atas setiap Muslim," maka muncullah Universitas tertua yaitu al-Azhar, juga Madrasah Nidzomiah dan lainnya. Pada kholifah Abbasyiah terdapat baitul hikmah sebagai pusat penterjemahan ilmu luar agama darai perdaban non arab, tapi saying banyak peninggalan kejayaan umaat Islam dibumu hanguskan oleh Mongol tar-tar di baghdada dan pasukan salib di Andlusia."
Aku terkesima mendengar nama-nama itu. Nama-nama beasar yang kini baru singgan di otakkku. Mengukir kesan mendalam mengenai sumber inspirasi manusi yaitu Al-quran. Ini berarti dari agama untuk agama. Bukan uang atau amateri lainnya. Hmmm aku arasa ini patut menjadi kritik besara atas komentar Russel H. Conwell, pendeta dan penulis buku Accres of diamonds, ia berkata "uang memungkinkan injil dicetak, uang membangun Gereja, uang mengirim para missionaries, dan uang memebayar penghotbah, dan anada tidaka akan mendapatakan abanyak darai mereka jika anda tidak membayar mereka, "apakah jika kiata mau beragamapumn diharuskan membayar? Pantslah kalau komunis mencak-mencak merteka asama-sama pelit kaliii hee."
"assalamualaikum ! hai, kok kita jadi dilupain sih jo?," teriakan serempak menyadarkanku dari renunganku. "waalaikumussalam". Mama,papa !. twrnyata keluargaku telah menyusul kesini. Papa dan mama diiluti wanita berbaju hitan serba tertutup dan bercadar aku ta'jub melihhat penampilan mereka dengan busana muslim wajah mama dan papa tampak fresh banget. Belum lepas sesaat, kembali aku terkeju t dan heran dengan sikap kareem. Ia menyalami ortuku dengan mencium tangan keduanya sangat takdzim. Dan perempuan bercadar itu melakukan hal yang sama padfa tangn Kareem. Mama dan papa lalu mengerubungiku, memelukku saying. Kami pada tahun ini memang tak pernah bersua. Waktu resepsi Karinapun aku tak bisa pulang ke Bekasi, karena benturan dengan ujian semester. Tiba-tiba saja wanita bercadar itu ikut mengerubungiku, meraih tangnku lalu mencium ta'dzim. Sungguh aku dibuat terbengong-bengong dengan kejadian ini.
"ini…ini?siapa?" aku tergagap grogi mendapat perlakuan itu.
"surprise!!!" tiba-tiba perempuan ini membuka cadarnya. Hah! Muncullah wajah yang imut yang tidak asing lagi. Apalagi waktu nyengir kuda kayak sekarang.
"Karina?! Hahaha. Biar ditutupin muka lo tetep nyengirnya kayak kuda," kata-kata in biasanya bikin mukata merah kayak udang rebus. "Hush!sssst ngomong yang sopan Joo. Ada yang punya tuh ?" mama mengurku degan suara bertahan. Mama melirik Kareem. Aku terheran-heran dengan perkataan mama.
"Iya Bang Jo, ati-ato lo kalo ngatain Karin. Nih, Kari uda punya bang Kareem yang siap belain,, "Karin berceloteh dengan bangga………-bersmbung-(disadur dr majalah Annadwa)

0 komentar:

Posting Komentar