Minggu, 05 Juni 2011

Pelangi untuk Ayah




" Zee harus online terus ! kan percuma kalau Ayah online tapi zee nggak pernah online? Nggak bakal connect ! tanpa kau mintapun do'a ayah tetap selalu untukmu, jadi asal kau juga selalu online InsyaAllah nyampai. "


"mengapa harus berpikiran secupet itu zee? Tubuh zee aja berkembang, jadi cara fikir zee juga harus berkembang, jangan jumud dan stagnan dalam satu titik, jangan gampang menyegel oranglain dengan statementmu. ibarat warna, enakan zee transparan karena dengan itu kau bisa menikmati me-ji-ku-hi-bi-ni-u pelangi, tapi zee ! jangan paksakan untuk menikmati pelangi di atas kepalamu Karena itu akan buatmu capek ! cobalah untuk menikmatinya dari atas kepala orang, zee faham kan maksud ayah? "


" belakang rumah zee kandang dan depan rumah zee taman. semisal  ada tetangga zee debat tentang cirri-ciri rumah zee , satu diantara mereka  berpendapat cirri-ciri rumah zee yang ada kandangnya, dan satunya berpendapat rumah zee yang ada tamannya, lalu diantara mereka cekcok saling menyalahkan pendapat satu sama lain., menurut zee mana yang benar ? ya ! sebenarnya mereka sama-sama benar, cuman mereka memandang dari sudut pandang yang berbeda, ada yang dari depan rumah dan ada yang dari belakang rumah. Terus mengapa saling menyalahkan zee? Kalau sebenarnya kesalahan itu timbul gara-gara manusia saling menyalahkan."


" ada diantara mereka yang mengumpat, ada pula yang ngomong kotor di depan umum, tapi zee jangan coba untuk ngikut-ngikut, tak perlu juga zee mengumpat balik omongan mereka, zee hanya perlu menetralisir keadaan dan rasa zee untuk terus menjadi pelangi bagi ayah, zee tahu kan? Ayah tak pernah mengajarimu untuk itu."
***



Ketika katamu hanya ku-iyakan
Dan  hanya balasan air mataku yang tertahan
Aku tahu engkau tak melihatku, tapi engkau merasakan apa yang ku rasa

Ketika katamu hanya ku-iyakan
Dan tanpa kecamuk keihlasan ku-ingkari pintamu
Aku tahu engkau tak melihatku, tapi engkau merasakan kecamuk batinku

Ketika katamu hanya ku-iyakan
Dan batinku mengering
Aku tahu engkau tak melihatku, tapi engkau merasakan lejitan batinku

Ayah ! rengkuhlah diriku  ketika jurang ingin merenggutku darimu
Maafkan zee yang hanya bisa mengiyakan mu
Ingin aku bersimpuh dalam dekap hangatmu lagi

Ayah ! kenapa kalammu selalu buatku menitikkan air mata?
Ayah ! apakah engkau bisa menikmati pelangi dari atas kepala zee?
***
TERUNTUK : Para AYAH
Mukalla , 24 Mei 2011- 03:15 pm


0 komentar:

Posting Komentar