Selasa, 03 Mei 2011

Menikmati Kopi Tanpanya


Teringat rutinitas pagi bersamanya, menikmati secangkir kopi dengan cerita . Dia tak seumuran denganku ( tapi aku juga tidak pernah menanyakan umurnya,sebuah aib untuk menanyakannya), yang kutahu dia janda kembang dengan setatus istri ke-empat. tapi aku membawanya ke duniaku. Aku membawanya pada nyanyian nina bobo sebelum tidurnya meski awalnya dia tak faham bahasa negeriku, aku membawanya ke jepang untuk berucap oyasuminasai sebelum tidur yang memisahkan kita, aku membawanya menikmati novel kesukaanku (Andrea Hirata), aku membawanya dalam aksaraku..
Aku berkata seperti yang dikatakannya, dia berkata seperti apa yang aku katakan, aku makan seperti apa yang dia makan, dia makan seperti apa yang kumakan meskipun kita berbeda.
Aku berhenti menikmati kopi tanpanya ! ya, sepi tanpanya,,,tapi aku tak merindukannya. Toh dalam hitungn hari dia akan meninggalkanku dan mungkin nasib tak akan merelakan kita untuk kembali bersua.
Menikmati pagi dengan antrean kamar mandi tanpa dikomando tanpa pertengkaran, memanaskan air di pagi hari tanpa jadwal tanpa cercaan, menyeduh kopi tanpa keadilan jadwal yang menuntut.
Sore ketika siang mulai minggat,  secangkir susu coklat + susu putih menemani kita sejenak sebelum dia berngkat ke Lab
Malam, secangkir teh + susu putih menjadi pelengkap roti, keju, zaitun, madu dan cream.
Aku terbawa olehnya, menikmati zaitun yang awalnya aku muntah mencicipinya. Menikmati aksaranya yang kental, aku terbawa olehnya pada secangkir teh + susu, aku terbawa pada setiap seduhannya…
Aku terbawa pada etikanya, dia terbawa pada kekanak-kankanku, terbawa pada cerita usangku, pada kekonyolanku, pada pemikiran semerawutku.
Aku tak merindukannya karena aku tak ingin merasakan kehilangan, aku bukan sosok yang punya kesetiaan, hidupku nomaden meramu dari hutan satu ke hutan lain, aku bisa meninggalkannya menikmati telur mata sapi dengan kesepian, aku bisa membuatnya menungguku tanpa  komandoku, tapi aku tak bisa merindunya karena aku takut kehilangannya.
Menikmati kopi tanpanya ?
Aku tak melakukannya, karena kenikmatan hanya dia yang membawanya, menikmati kopi tanpanya mungkin akan menjadi luka bagiku, mungkin setelah kepergiannya hilang semua yang pernah dibawanya, karena aku kehilangan kenikmatannya, kenikmatan yang hanya dibawanya.
Aku tak akan setia dengannya, karena kesetiaan akan melukai kita, karena kesetiaan akan membuatku merindukannya..

0 komentar:

Posting Komentar