Selasa, 03 Mei 2011

Meracik Keni'matan


Rasanya asing, bangun pagi, sarapan pagi, mandi pagi, dan keluar asrama. Awal musim panas ! rasanya baru kemarin kita masih tercenung dalam kejengahan liburan.
Liburan musim dingin yang biasanya hanya 2minggu, namun kali ini harus molor sampai ropel musim panas, maklumlah kondisi Yaman yang masih dalam setatus siaga.
Tahun ini bakal menjadi tahun yang melelahkan, musim panas yang selalu jadi momok ini bakalan non- stop menghajar kita.  Belajar n belajar n terus belajar tanpa kenal  libur, tanpa peduli panas menyengat n bulan Ramadlan menyapa.
Ya ! hari ini kampusku masih lengang, meski pelajaran langsung menjadi santapan utama hari ini, aku masih terpekur membenarkan posisiku kakiku untuk mulai merangkak, berdiri, berjalan n akhirnya harus berlari dengan penuh semangat, karena disinilah aku harus belajar  merasakan menjadi yang terakhir, menjadi ciut, menjadi kurcaci kerdil yang berteman raksasa. (mungkin, inilah yang disebut roda kehidupan)
Seperti biasa aku ha ha hi hi tanpa tahu tabu meski bahasaku nggak karuwan, sekedar mencoba melemaskan urat-urat yang sempat menegang. Aku tak peduli siapa itu, entah itu teman belajar, TU, bu bon, atau bu kantin di kampusku, yang penting enjoy ! aku jadi mahasiswi ketika berteman dengan mahasiswi, aku jadi TU ketika berteman dengan TU,, serasa wilayah mainku semakin luas tak terbatas tempat tak terbatas kata. Mungkin inilah moment terindah yang akan kukenang nantinya, memanjat kursi dan memasang battrai jam dinding utama kampusku, membuat garis-garis di buku loket, menyampuli buku-buku perpustakaan, sarapan bareng mereka, guyonan ringan tentang keadaan yaman,,,semua berbaur sempurna, hingga melupakanku akan keterbatasan dan kejenuhan. Kadang mereka juga menjelma menjadi guru bagiku, memahamkan kata demi kata yang masih terasa asing di telingaku, mengajarkanku tentang hidup ditiap gerutan dahinya, ditiap lelahnya melayani hiruk pikuk kehidupannya.
Hidupku penuh warna, meski kesepian selalu mengincar hayalku dan fikirku, meski kejengahan kadang menyumbat otak warasku, ku tumpahkan semua warna meski kenikmatan keindahannya masih kuracik.
Hidupku penuh warna karena penuh makna yang kusisipkan disetiap hilir mudik jalanan. Aku penikmat pagi dengan segala aktifitasnya, aku penikmat fatamorgana ketika siang mulai merebahkan panasnya, aku penikmat senja yang mulai menumbuhkan dirinya menjadi malam-malam, hidupku ni'mat ! penuh rasa penuh makna.

Mukalla-Hadramaut, 30 April 2011 15:20







0 komentar:

Posting Komentar